Thursday, 7 August 2008

Puisi

Mayat

Erin Kumalasari

Hawa musim panas yang membakar kulit,
menjadikan tubuhku basah bermandi keringat.
Hanya demi sekeping dolar,
ku pergi ke Hong Kong dengan merangkak,
di sini aku tak memiliki sebuah hak.


Peluh dan air mata basahi sekujur tubuhku,
tapi aku belum pernah rasakan hasil manisnya jerih payahku,
semua telah dirampas oleh orang-orang serakah,
yang dulu bermulut manis, tapi sekarang menjadi bisa ular.

Dari hari ke hari tubuhku tinggal kulit pembalut tulang,
dari waktu ke waktu, aku bertanya di mana letak kemanusiaan,
tidak seorangpun mendengarku, karena aku terkurung dalam pagar besi

Rumah majikanku seperti neraka, tuan dan nyonya ibarat malaikat malik
Jika mereka mendengar, mengetahui, dan melihatku
aku telah menjadi mayat yang terbujur kaku

Tapi aku percaya aku akan berada di surganya
dan majikankku akan kekal dalam neraka sana.

2 comments:

Anonymous said...

i like......

Sekar Bumi said...

thanks...